Laman

18 Agustus 2012

Kantung Udara Menjadi Kelemahan Sistem Pernapasan Ayam

Kantung udara sendiri menjadi titik lemah sistem pernapasan, karena hanya terdiri dari beberapa lapis sel dan sedikit pembuluh darahnya. Pada bagian ini sangat sedikit sel fagosit, sedangkan agen infeksi di lingkungan sangat banyak, hal ini akan memudahkan agen infeksi untuk melakukan kolonisasi dan merusak sel-sel epitel.

Dampak Gangguan Sistem Pernapasan Ayam
Tubuh ayam secara alami mempunyai mekanisme pertahanan terhadap serangan agen penyakit, salah satunya adalah sistem pertahanan primer yang meliputi kekebalan fisik (contoh bersin/ batuk) dan mekanik, serta faktor kimiawi (pengeluaran enzim, pH). Kekebalan primer ini merupakan sistem pertahanan awal untuk mencegah masuknya agen penyakit.
Gabungan dari silia, sel epitel, lendir dan enzim-enzim dalam sistem pernapasan ayam dapat dikatakan sebagai sistem pertahanan primer di saluran pernapasan. Tidak berfungsinya sistem pertahanan tersebut, akan memicu masuknya agen infeksi. Dan ketika agen infeksi tersebut masuk ke dalam tubuh ayam, jika tidak segera ditangani dengan tepat maka ayam akan sakit bahkan dapat berujung pada kematian.
Penyebab gangguan sistem pernapasan dibagi menjadi 2 faktor utama, non infeksius dan infeksius.

1. Non infeksius
a. Iklim dan cuaca
Fluktuasi suhu dan cuaca yang berubah-ubah dapat menyebabkan tingkat stres meningkat dan mengakibatkan gangguan pada saluran pernapasan. Suhu yang nyaman untuk ayam ialah 25-28OC dengan kelembaban 60-70%. Kelembaban udara < 50% akan menyebabkan membran mukosa saluran pernapasan termasuk sinus kering. Akibatnya aktivitas silia menjadi terhambat dan potensi masuknya debu maupun bibit penyakit meningkat. Sedangkan kelembaban yang terlalu tinggi dapat menaikkan konsentrasi amonia di udara dan memudahkan tumbuhnya jamur. Jika hal tersebut tidak segera diatasi, maka penyakit pernapasan pun tak dapat dihindari.
AU global%20warming Penyakit Pernapasan Yang Tak Pernah Tuntas
Waspadai efek global warming pada pemeliharaan ayam
(Sumber : www.pelangiku.com)
b. Kualitas air minum
Peternakan yang menggunakan air minum dari air permukaan (sumur dengan kedalaman < 50 m, air sungai atau air danau), kemungkinan memiliki kualitas air yang rendah terutama jumlah bakteri Escherichia coli yang tinggi. Jika hal ini tidak disikapi dengan benar dapat menjadi faktor pendukung timbulnya penyakit colibacillosis, dimana predileksi penyakit ini juga dapat menyerang saluran pernapasan ayam. Hal inilah yang menjadi penyebab colibacillosis mudah menumpangi CRD & korisa.
c. Kualitas pakan
Komposisi pakan yang tidak seimbang dapat memicu terjadinya penyakit pernapasan. Terutama kadar protein dan garam dalam pakan. Kelebihan protein kasar pada ransum akan disekresikan bersama feses sehingga kadar asam urat di feses meningkat. Akibatnya, asam urat tersebut akan diuraikan oleh bakteri ureolitik menjadi amonia. Begitu juga jika kadar garam tinggi yang akan memicu peningkatan konsumsi air minum sehingga feses menjadi lebih encer. Feses yang encer akan mempercepat pembentukan gas amonia.
d. Kualitas litter
Litter yang basah bisa menjadi tempat berakumulasinya gas-gas yang berbahaya bagi ayam, seperti amonia dan H2S. Kadar amonia yang dapat ditoleransi ayam adalah < 20 ppm (part per million atau 1:1 juta). Kadar amonia yang berlebih dapat menyebabkan kerusakan sistem pernapasan diantaranya merusak silia dan produksi lendir berlebih, mengganggu gerakan silia bahkan dapat mengakibatkan iritasi konjungtiva mata.
AU anak%20ayam%20minum Penyakit Pernapasan Yang Tak Pernah Tuntas
Litter basah & mengumpal memicu tingginya kadar amonia
(Sumber : Dok. Medion)

2. Infeksius
Faktor infeksius juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan, misalnya karena infeksi virus (AI, ND, IB dan ILT), bakteri (CRD dan korisa) dan cacing (cacing Syngamus trachea). Dibandingkan dengan kasus viral dan cacingan, penyakit pernapasan yang disebabkan bakteri paling sering terjadi di lapangan. Hal ini didukung data kejadian penyakit di lapangan, seperti tabel 1.
Tabel 1. Kejadian Penyakit Pernapasan
AU tabel%20penyakit Penyakit Pernapasan Yang Tak Pernah Tuntas
Sumber : Technical Service Medion, 2009

Dari tabel di atas kita patut bertanya, kenapa penyakit bakterial masih sering menginfeksi ayam sedangkan usaha pengobatan telah dilakukan. Didukung oleh hal tersebut, pada kesempatan ini kami hanya akan memfokuskan bahasan mengenai penyakit pernapasan yang disebabkan oleh CRD dan korisa.

Review Penyakit CRD & Korisa
1. CRD
Chronic respiratory disease (CRD), merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh bakteriMycoplasma galisepticum. CRD merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan dan bersifat kronis, artinya dapat terjadi secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
Ayam yang terserang CRD menunjukan gejala ayam terlihat susah bernapas, ngorok dan nafsu makan turun. Pada kasus yang parah dapat ditemui leleran eksudat dari hidung, terdapat eksudat berbuih pada mata dan kadang sinus infraorbitalis mengalami pembengkakkan.
AU leleran%20hidung Penyakit Pernapasan Yang Tak Pernah Tuntas AU airsacculitis Penyakit Pernapasan Yang Tak Pernah Tuntas
Akibat infeksi CRD rongga hidung terdapat lendir (kiri), kantung udara keruh (kanan)
(Sumber : Dok. Medion)

2. Korisa
Korisa dapat menyerang ayam layer maupun broiler, penyakit ini mudah menular dengan angka kematian 20 % dan kesakitan 100%. Pada ayam layer, penurunan produksi telur bisa mencapai 10-40%. Korisa disebabkan oleh bakteri Haemophilus paragallinarum.
Ciri khas atau karakteristik korisa yaitu menyerang rongga hidung dan sinus infraorbitalis, sehingga menyebabkan terjadinya radang pada sinus, kebengkakan muka dan terjadi leleran hidung yang berbau khas (amis hingga busuk), kadang ditemukan eksudat serupa keju pada rongga hidung
AU sinus Penyakit Pernapasan Yang Tak Pernah Tuntas AU sinus%20hidung Penyakit Pernapasan Yang Tak Pernah Tuntas
Akibat infeksi korisa rongga hidung terdapat lendir (kiri), sinus dekat mata radang (kanan)
(Sumber : Dok. Medion)
Penanganan Penyakit Pernapasan
Akibat yang ditimbulkan penyakit pernapasan dapat mempengaruhi produktivitas ayam, oleh karena itu penanganannya harus dilakukan dengan cepat & tepat.
1. Penanganan saat terjadi kasus
a. Identifikasi penyebab
Cari penyebab kasus penyakit pernapasan, karena faktor non infeksius (contoh ventilasi udara kurang atau kadar amonia terlalu tinggi) atau infeksi penyakit. Identifikasi yang salah berakibat pada penanganan yang salah. Hal inilah yang kadang menyebabkan kasus penyakit sulit diatasi.
Pada kasus karena penyakit, juga harus dilakukan diagnosa secara cepat dan tepat. Hal tersebut terkait dengan pemilihan antibiotik yang sesuai untuk penanganan penyakit.
b. Isolasi & seleksi
Seleksi/ culling atau afkir ayam yang telah menunjukkan infeksi parah, hal ini lebih baik dilakukan untuk meminimalkan penyebaran atau penularan bibit penyakit antar ayam. Jika merasa sayang untuk diafkir, peliharalah di kandang isolasi.
c. Pemberian antibiotik
Setelah diagnosa tepat dan telah diketahui penyebabnya, berikan antibiotik sesuai penyakit dan tingkat keparahan penyakit. Contohnya pada kasus CRD, jangan memberikan obat dari golongan penisillin, karena penisillin bekerja secara inhibisi (menghambat) pembentukan dinding sel sedangkan Mycoplasma tidak memiliki dinding sel.
Pada kasus yang parah, pilih antibiotik dengan metode aplikasi suntikan untuk mempercepat penyembuhan penyakit. Vet Strep dapat menjadi antibiotik pilihan. Atau bisa juga dilakukan kombinasi pemberian antibiotik melalui air minum dan injeksi. Pilihan antibiotik yang dapat digunakan untuk pengobatan CRD & korisa yaitu Proxan-CProxan-SNeo Meditril, dll (pilih salah satu).
Yang perlu diperhatikan pada saat pemberian obat adalah ketepatan pemilihan obat sesuai penyakit yang menyerang, ketepatan dosis, lama waktu kontak obat dan kualitas air minum.

d. Pemberian vitamin
Terapi supportif dengan pemberian multivitamin contohnya Strong n FitFortevit atau Vita Stressmalam hari setelah pengobatan, diharapkan dapat mempercepat pemulihan kondisi tubuh ayam.
AU obat%20medion Penyakit Pernapasan Yang Tak Pernah Tuntas
Pemberian antibiotik dan vitamin untuk penanganan penyakit
(Sumber : Dok. Medion)

e. Perbaikan manajemen pemeliharaan dan biosekuriti dilakukan secara ketat
2. Penanganan untuk mencegah terjadinya kasus penyakit
Agar penyakit pernapasan karena faktor infeksius sekaligus non infeksius dapat dicegah perlu dilakukan program gabungan yang komprehensif yaitu :

a. Lingkungan kandang nyaman
Ayam akan nyaman jika tatalaksana pemeliharaan ayam dilakukan dengan baik. Struktur kandang yang perlu diperhatikan agar ayam nyaman yaitu tipe dan ketinggian lantai kandang, bahan dan model atap, jarak antar kandang dan arah kandang. Jika struktur kandang telah dibangun dengan baik, kita akan dengan mudah mengatur hal-hal berikut :
• Suhu dan kelembaban
Agar kondisi kandang nyaman, lakukan pengecekan suhu dan kelembaban dengan termohygrometer yang dipasang di tengah kandang. Atau dapat juga dilihat dari tingkah laku ayam, jika ayam aktif maka kondisi kandang telah nyaman.
AU gambar%20kandang Penyakit Pernapasan Yang Tak Pernah Tuntas
Blower membantu pengaturan suhu di dalam kandang (kiri), celah ventilasi membantu sirkulasi udara (kanan)
(Sumber : Dok. Medion)
• Kecepatan aliran angin
Penambahan exhaust fan atau blower dapat membantu sirkulasi udara. Dalam pemakaiannya harus memperhatikan arah dan kecepatan angin. Kecepatan aliran angin yang menerpa tubuh ayam tidak lebih dari 2,5-3 m/detik untuk ayam dewasa dan untuk ayam kecil (masa brooding) tidak boleh lebih dari 0,3-0,6 m/detik.

• Kontrol debu dan ammonia
Pilih bahan litter yang mudah menyerap air dan tidak menimbulkan debu. Sebelum bahan litterdigunakan desinfeksi terlebih dahulu. Agar litter tidak mudah basah hati-hati saat penggantian air minum, periksa kondisi atap jangan sampai ada yang bocor terutama saat musim hujan, atur kepadatan kandang dan lakukan pembalikan litter atau penambahan litter baru.
AU kandang%20litter Penyakit Pernapasan Yang Tak Pernah Tuntas
Manajemen litter yang baik dapat meminimalkan amonia yang berlebih
(Sumber : Dok. Medion)
• Kepadatan kandang
Kepadatan kandang yang berlebih akan meningkatkan kompetisi antar ayam dalam mendapatkan oksigen, ransum dan air minum. Oleh karenanya atur kapasitas kandang, jangan sampai berlebihan. Secara normal 1 m2 bisa digunakan untuk 6-8 ekor atau 15 kg berat badan ayam broiler dewasa.

b. Program kesehatan
Karena tingkat kerugian akibat serangan korisa lumayan besar dan ayam yang pernah terserang bersifatcarrier (pembawa), vaksinasi bisa menjadi pilihan sebagai tindakan pencegahan.
Vaksinasi ayam layer dilakukan pada umur 6-8 minggu dan diulangi 16-18 minggu. Pada kondisi khusus misalnya ayam masih sering terserang pada masa produksi, vaksinasi dapat dilakukan 3 kali pada masapullet (sebelum masuk masa produksi). Sedangkan vaksinasi ayam broiler pada umur 1-2 minggu. Akan lebih tepat bila jadwal vaksinasi disesuaikan dengan kondisi di peternakan setempat, paling lambat 3-4 minggu sebelum umur serangan penyakit (dapat diamati dari sejarah terjadinya penyakit di farm). Gunakan vaksin Medivac Coryza T SuspensionMedivac Coryza T Emulsion atau Medivac Coryza B.
Pemberian multivitamin disaat kondisi rawan (misalnya perubahan musim/ cuaca, saat pindah kandang, saat awal produksi atau puncak produksi) dapat meningkatkan kondisi tubuh ayam. Pemberian antibiotik saat terjadi kasus CRD atau korisa yang merebak di farm tetangga yang lokasinya berdekatan dengan farmkita dapat menjadi cleaning program (pemberian antibiotik sebagai usaha pencegahan).

c. Biosekuriti
Sanitasi dan desinfeksi yang dilakukan secara rutin dapat mengurangi populasi bibit penyakit yang berada di sekitar ayam. Langkah-langkah biosekuriti yang dapat dilakukan yaitu :

Pencucian dan desinfeksi peralatan kandang (tempat ransum, tempat minum) secara rutin
Semprot kandang setiap 1-2 minggu sekali dengan menggunakan desinfektan seperti Antisep, Neo Antisep atau Zaldes. Saat terjadi kasus semprot kandang sebaiknya diperketat, hati-hati saat penyemprotan jangan mengenai larutan obat/vitamin
Sanitasi air minum menggunakan AntisepNeo Antisep atau Desinsep secara rutin dapat mencegah penularan penyakit melalui air minum, selain itu meminimalkan cemaran bakteri E. coli. Saat terjadi kasus CRD kompleks, sanitasi air minum dapat dilakukan malam hari setelah pengobatan
Saat kontrol ayam sehari-hari, awali dari ayam berumur muda ke ayam tua. Hal ini untuk meminimalkan penularan penyakit terutama jika pemeliharaan ayam tidak menerapkan sistem all in all out pada farm broiler atau one age farming pada farm layer
Pekerja kandang harus disiplin menggunakan alas kaki atau baju khusus untuk bekerja di farm, cuci tangan dan desinfeksi alas kaki saat akan pindah ke kandang lain
Tamu asing yang tidak berkepentingan tidak diijinkan untuk memasuki areal kandang
Perbaikan genetik dan tingginya produktivitas ayam, berdampak pada makin sensitifnya ayam terhadap perubahan lingkungan dan penyakit terutama penyakit pernapasan. Praktek manajemen pemeliharan ayam yang dilakukan dengan baik, didukung biosekuriti yang ketat dan program vaksinasi sesuai sejarah penyakit akan mampu menekannya. (http://info.medion.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar